
GURU HEBAT MAMPU BERTAHAN DITEMPAT DINGIN
Cerita dedikatif Saya sebagai guru di SMA Negeri Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Oleh: Jamaludin, S.Pd,.Gr.
Pengabdian Di Puncak Arfak (Daerah Dingin), Perjalanan Hidup Seorang Guru, Dimulai Sejak Agustus 2013-Sekarang.
Singkatnya….
Di tengah rimbunnya pepohonan dan hamparan kabut yang kerap turun di Pegunungan Arfak, berdiri seorang guru dengan semangat yang tak pernah surut. Bukan hanya sebagai pendidik, tapi juga sebagai teladan dan harapan bagi generasi muda di SMA Negeri Anggi. Saya memahami bahwa setiap hari di sekolah adalah sebuah kesempatan untuk menyentuh kehidupan anak-anak Anggi lebih khusus generasi Pegunungan arfak, yang memiliki masa depan yang cerah.
Dengan penuh kesabaran, saya sebagai guru menempuh perjalanan yang terkadang menantang, melewati jalan berliku, menembus dinginnya kabut pagi, untuk sampai ke sekolah. Bukan hal yang mudah mengajar di daerah yang terpencil, tapi di situlah terletak makna dari pengabdian sejati.
Saat saya berdiri di depan kelas, saya melihat di dalam mata murid-murid saya, menatap mereka dengan hati, melihat ada segudang ekspektasi yang ingin di wujudkan, dan itu memiliki potensi luar biasa. Kadang saya bertanya pada diri sendiri mampukah saya memikul beban orang tua dan harapan mereka ini Setiap pagi, Saya dan teman2 mengajarkan lebih dari sekedar pelajaran akademik, kami mengajarkan keberanian, kejujuran, dan rasa cinta pada alam serta budaya mereka. Bagi kami sebagai sang guru, mengajar di Pegunungan Arfak bukan sekedar pekerjaan, tetapi lebih dari sebuah panggilan hati dan nurani kemanusiaan yang di mana kami harus meminimalisir stigmatisasi orang2 luar yang menganggap anak2 arfak susah berkembang. Dan saya tahu bahwa di sinilah saya bisa memberikan kontribusi meski tidak besar dalam membangun masa depan anak2 arfak yang lebih baik,bagi daerahnya kedepan terlebih pada provinsi tercinta Papua Barat.
Tiap akhir semester, ketika melihat murid-murid saya berhasil menguasai materi yang diajarkan dan bertumbuh dalam semangat, kebahagiaan yang saya dan mereka rasakan jauh lebih besar daripada apa pun. Sebagai seorang guru SMA Negeri Anggi saya percaya, bahwa benih yang saya tanam dalam hati setiap murid (peserta didik) akan tumbuh menjadi pohon-pohon yang kokoh yang akan mengharumkan Nama Papua Barat, tak peduli seberapa jauh dan susah nya akses jalan, saya berharap mereka melangkah maju depan., dan saya akan merasa bahwa sebagian kecil dari keberhasilan mereka adalah ada peran kita guru didalamnya.
Cerita ini menggambarkan dedikasi Saya sebagai guru yang berjuang demi kemajuan generasi muda di Pegunungan Arfak, di tengah keterbatasan dan tantangan geografis dan akses tekhnologi yang terbatas. Namun, sekolah ini memiliki tekad kuat untuk memanfaatikan tekhnologi demi meningkatkian kualitas pembelajaran. Dengan adanya beberapa perangkat komputer dan koneksi internet yang di peroleh, saya bersama guru-guru lain ingin meningkatkan pemahaman peserta didik melalui tekhnologi. Guna menepis ketertinggalan di zaman tekhnologi serta dapat meningkatkan literasi digital peserta didik kami agar mereka mampu bersaing di kanca daerah, provinsi maupun kanca nasional. Semoga Saya Tetap Sehat dan Terus semangat dalam pengabdian ini, Untuk Ikut Andil Mengantarkan Generasi Pegaf Yang Tidak Mencemaskan Masa depan, Menuju Generasi Emas 2045.
Kalau Bukan Kitorang Siapa Lagi, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi ?
Mari Mengabdi Demi Generasi.
Kami Memang Hidup Di Kampung Tapi Kami Tidak Boleh Kampungan.
Salam Hormat Dari saya Jamaludin, S.Pd,.Gr. Mengabdi Di Puncak Arfak Daerah Di atas Awan.